03

Matahari telah terbit yang menandakan bahwa Pagi hari telah tiba. Marsha, Zee, Kathrina dan Gita mulai berkelana di alam yang bebas sembari menunggu pengumuman selanjutnya dari orang tersebut.

Siapa tadi namanya? Ah iya, Shani.

Mereka berempat menghabiskan waktu bersama sebelum saling membunuh-bila terpaksa dan diharuskan.

"Kak Zee, di Base III tuh ada apa aja sihh?" Tanya kathrina. Dia sering sekali mendengar bahwa Base III di District Hurricane adalah Base yang termaju dan terbaik di negara ini, tapi dia belum sempat mengunjungi nya.

"Gak ada yang istimewa" Sahut Marsha walaupun pertanyaan itu bukan untuk dia, matanya fokus melihat ke depan dan mengawasi nya barangkali ada musuh yang datang.

Perasaan itu pertanyaan gua? "Tapi, semua yang kalian butuhin pasti bakal ada disana" jawab Zee.

"Kak kakk Gitaa, kalau nanti aku ga mati aku mau kesana yaa."

Ucapan kathrina barusan mampu membuat Marsha diam seribu bahasa, Kalau ga mati ya?.... apa bakalan bisa? mungkin?

"Git" panggil Zee tiba-tiba.

"Ya?"

"Itu ada buah diatas, panahin dong sheng. Kalau gua manjat nanti yang ada badan gatel gatel semua, gatau juga bakal ada hewan apa"

"Ya."

Gita mulai mengambil satu busur dan menggerakkan tangannya ke belakang, lalu membidik buah pir itu.

Tiga, Dua, S-

"Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Apa kabar? Sudah makan belum? Pasti belum ya, ups"

Suara yang datang entah darimana membuat Gita kaget dan hampir memanah Marsha yang ada di hadapannya. Haduh, untuk Zee sigap membuat anak panas itu ke arah sebelah kanan.

"Hari ini adalah Hari pertama kalian berada disini. Misi kalian adalah pergi ke gunung Think Donut untuk mendapatkan tas berisi barang-barang yang diperlukan, termasuk senjata. Jangan lupa untuk menaati peraturan nya ya say, dan jangan terlambat juga jika ingin mendapatkan tas itu. Karena tas tersebut hanya ada 21 buah saja, satu tas hanya untuk sendiri dan tidak boleh sharing makanan ke teman yang tidak mendapatkan Tas itu. Kalau kalian ga dapet... ya nasib, batas waktu sampai jam 4."

Kathrina mencebikkan bibirnya, "Halah paling kalimat 'Tas hanya untuk sendiri' buat nakut-nakutin aja ya kan, Tas bisa dibagi dua karena berbagi itu indah."

"Bisa diem dulu ga Kath," ucap Gita sebelum Kathrina mulai mengoceh lebih lama lagi.

"Ckk, iya iya."

"Sesuai peraturan ya. Yaitu, dibunuh atau membunuh, Mudah bukan? Selamat berjuang, para peserta."

"Gunung Think Donut dimana dah" Kesal Kathrina, "Kita aja gatau gunung nya ada dimana, gimana kita bisa kesana?"

Zee menunjuk kedepan, "Kayaknya gunung yang itu."

Mereka bertiga langsung menuju ke tempat Zee untuk melihat gunung tersebut. Mereka langsung menganga, gunung yang ada di depan mereka sangat tinggi dan juga jauh!

"Mau gak mau, kita harus selingin lari setelah jalan. Kita harus dapetin itu kalau mau bertahan hidup" Ucap Marsha, mulai melangkah maju

Dor!

"Akh!"

Peluru meleset dari belakang, mengenai lengan kanan Marsha hingga si Pemilik tangan hampir kehilangan keseimbangannya.

Dor!

Zee tidak tinggal diam, dia balas tembakan nya di atas pohon tersebut, tapi sayangnya ia meleset dan hampir terjatuh. Merasa ada kesempatan mereka berempat pun langsung berlari pergi dari sana.

Perempuan atas pohon itu mengumpat.

"Njing, gagal lagi."





































































Flora mulai kelelahan berlari karena kondisi nya yang sedang sakit, dirinya mulai tertinggal dari Adel, Lulu dan Oniel yang sudah berada jauh di depan.

Tak jauh dibelakangnya, Ada dua orang sedang mengejarnya. Berkali-kali mereka meluncurkan anak panah dan melukai tangan kaki Flora, kali ini Flora tak sanggup lari, dia lelah.

"Flo, cepet lari!" Seru Adel sambil berhenti berlari.

Flora menggeleng, dia sudah tidak kuat lagi.

"Woi kak, sasarannya udah berhenti lari! Ayo bunuh dia!" Seru salah satu orang di belakang.

"Flora, ayo lari! Sebentar lagi kita udah mau sampai ke gunung nya!" Seru Lulu panik karena Flora bergeming di tempat.

"Kalian pergi ya! Jangan kecewain Base VI, ya!" Balas Flora, dia sudah mengambil keputusan. "Gua bakal ngulur waktu buat kalian pergi, cepet pergi!"

"Jangan gila!" Adel ingin memutar arah menghampiri Flora, tapi Oniel mencekal lengannya. Dia begitu karena melihat Flora benar-benar ingin melakukannya, Flora orang yang keras kepala.

"Del, ayo lari."

"Gabisa niel, Flora ayo!"

"Cepet pergi!" Perintah Flora panik karena ketiga rekan-ah tidak, temannya tak kunjung mengikuti perkataannya.

Adel mengepalkan tangannya, dia tidak akan meninggalkan Flora sendirian, mereka harus tetap berempat, selamanya sampai akhir.

"Ck, selalu buat keputusan sendiri," Decaknya seraya berlari kembali, Oniel ditinggal berdua bareng Lulu.

"Aduh, Adel tungguin dong! Raden nya ketinggalan ini!"

Flora terkejut, "Woi, balik sekarang juga!"

"Kenapa lo ga balik badan?"

Suara seseorang terdengar dari belakangnya, seluruh badannya menegang. Mereka bertiga reflek berseru pada Flora.

"Flora, menghindar!"

"Bunuh sekarang aja."

"Oke."

Tanpa basa-basi lagi, kedua pemuda tersebut mengarahkan belatinya dan menusuk dada Flora. Dia tertawa lalu menarik kembali belatinya, kemudian menusukannya kembali di tempat yang sama.

"FLORA!"

"Florana Kanela out." Pengumuman pun terdengar tak lama setelahnya.

"Adel, ayo kita harus pergi sekarang juga."

Lulu berujar serius, mereka harus pergi dari sana sebelum mereka tumbang. Dia mengalihkan pandangannya, tak sanggup melihat apa yang terjadi.

"Orang-orang dari District Moriarty Base VIII, tempat para pemberontak dan pengusik masyarakat," desis Adel, masih berlari kembali.

Namun dia hampir kehilangan keseimbangannya karena ditarik paksa oleh Oniel. Tidak, mereka harus tetap lari.

"Jangan gila, Adel," ucap Oniel dingin, sebelum membawanya belok menuju daerah yang lebih tertutup menuju gunung di depan sana.

"Sayangku cintaku maafin yaaa" ucap Adel sebelum pergi meninggalkan Flora.

Kedua orang tersebut terkekeh, kemudian memeriksa setiap inci tubuh Flora yang berlumuran darah.

"Gimana oi!?" seru dua orang yang menghampiri mereka setelah Flora terbunuh.

"Gak ada senjata apapun ci lyn, dira," ucap si tomboy. "Pasti senjatanya dibawa tiga orang tadi."

"Udahlah, kita fokus ke gunung Think Donut dulu, kalau ketemu orang baru bunuh."

"Siap, Kak Amanda."



















































District Moriarty, Base 6

Florana Kanela - Out

Game Over


District Moriarty, Base 8
Jeslynn Elite - Amanda Putri - Indira Seruni - Raisha Wardana





































































Comment