04:Friendship ;He's the only one












Sudah seminggu berlalu sejak Joshua pertama kali memasuki masa SMA nya,sudah lewat seminggu juga ia mengakrabkan diri dan beradaptasi di kelas itu.

"Niev! Mau kemana lo?" Manusia bersosok laki laki itu menoleh. Ia tersenyum menyeringai ala joker ke arah Joshua yang berujar padanya tadi.

"Mau ke kantin. Lo mau ikut?" Joshua mengangguk. Mereka kemudian berjalan beriringan menuju kantin sebelum bel masuk.

Dia ini namanya Haniev Margiela. Laki laki berdarah campuran inggris-jepang-indonesia. Dia juga bisa berbahasa Indonesia lancar karena sebelumnya ia tinggal di Jakarta dan kemari memang hanya untuk SMA,setelah lulus ia akan balik ke Jakarta.

Ia ikut marga ayah nya,yang berdarah Inggris.

Bisa dibilang mereka ini cukup dekat. Enggak,Dirinya,Haniev sama Ravin. Ditambah satu laki laki lagi berdarah Jerman yang juga tampan.

Dia bernama Zealand Rrieve Harrison. Ia berasal dari keluarga Harrison, keluarga yang cukup berada di negerinya. Mereka biasanya memanggilnya 'Alan' .

























$$$


















"Niev,Vin,Lan,aku mau ke toilet dulu ya, biasa." Ketiga nya mengangguk. Seakan sudah biasa.

Itu memang sudah jadi kebiasaannya. Setelah makan,of course berak!

Ia kembali pada bilik toilet ini lagi. Seperti biasa,ia duduk di wc duduk itu. Dan sisanya tidak perlu saya ketik lagi. Semua juga tahu bagaimana proses orang berakπŸ₯°πŸ₯°

Maklum yah,Joshua ini orang Indonesia asli,jadi yaa begitu,suka berak abis makan. Ngaku,kalian juga kan?

Setelah beberapa menit,ia menyelesaikan panggilan alamnya dengan me-flush toilet dan pergi keluar. Ia melihat sosok yang familiar sedang mencuci tangannya di wastafel.

Bukan pemuda aneh kemarin,bukan juga salah satu dari temannya,ataupun salah satu dari dua perempuan yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tetapi..

Pemuda Enfp itu menoleh ketika menyadari dirinya sedang ditatap penuh selidik dengan seseorang dibelakang. Dan ternyata,itu adalah seseorang yang sangat dikenalinya!

Pemuda yang bernama lengkap Sean Rayne Zlareen itu segera merentangkan tangannya,bersiap menyambut pelukan hangat sosok yang sudah lama tidak bertemu dengannya.

Berpelukan~

"Pakabs nichh dekell~" Sapaan jahil yang selalu ia dengar dulu di tiap harinya dalam 2 tahun terakhir.

"Gak nyangka banget gue bang,bisa se-sekul sama lu lagi!" Pelukan mereka terlepas.

"Iya,gue juga gak nyangka. Lo udah lama banget ga ketauan kabarnya,tau tau nya udah lulus,mana kemaren gue denger lo dansa lagi yak sama si Queen? Wkwk masih ga peka aja tuh bocah," Telinga Joshua memerah. Bagaimana kakak kelasnya ini tahu!?

"Stop do it! Suatu saat bisa kok kita bareng! Papi udah janji mau jodohin gue sama dia kalo gue lulus dari sini terus nerusin salah satu perusahaan nya!" Ray terkejut,namun raut itu segera hilang digantikan kekehan nya.

"Demi Queen, apasih yang engga Joshua lakuin? Wkwk,kadang greget gue dia gak peka peka." Wajah Joshua kembali cemberut. Sampai kapan Queen tak lagi menganggap nya sebatas sahabat?

"Lo kelas apa bang?" Joshua menghiraukan kalimat Ray sebelumnya.

[note: Joshua manggil Ray pakek 'Sean' yak,cuma nama panggilan aslinya Ray,mknya disitu nya Ray.]

"Gue kelas 11.D dong." Sombong pemuda itu. Joshua menatap nya datar kemudian mereka berbincang sedikit sebelum berpisah di luar toilet.
























***


"Mengapa mereka terlihat begitu akrab? Terus itu Ray,bukan?"




***





"Baiklah anak anak,bapak akan berikan tugas kelompok. Kelompoknya kita pilih acak." Siswa siswi sedikit tercengang.

Bagaimana caranya memilih acak? Apakah capcipcup gitu? Pikir Joshua. Ia mengingat masa kecilnya yang ketika terjebak dalam soal ujian dan tidak tahu jawabannya,maka solusinya adalah capcipcup.

Sebagian makhluk berseragam disana langsung berbisik bisik, membicarakan bagaimana itu akan dipilih secara acak. Menebak nebak dengan metode apa. Sebagian lagi pasrah.

Guru yang bernama Zack itu mengeluarkan sebuah toples dari kolong mejanya. Menaruhnya di atas meja membuat siswa/i mulai ber oh ria.

"Kemari dan silakan mengambil satu kertas masing-masing secara acak."

Masing masing dari siswa siswi itu mulai berdekatan dan mengambil satu kertas secara acak. Termasuk Joshua dan ketiga temannya.

"Oke silakan buka dan berkumpul jika menemukan tulisan di kertas sama. Maka itu akan menjadi teman kelompok kalian."

Joshua membuka kertas itu,begitu pun yang lainnya. 'Kelompok 4'

Angka yang bagus. Batinnya berseru. "Kamu dapat kelompok berapa?" Ravin di sebelahnya bertanya.

"Aku dapat kelompok 4. Kamu berapa?" Joshua menunjukkan kertasnya,dan kembali bertanya pada Ravin.

Ravin berseru senang. Ia menunjukkan kertas miliknya pada Joshua. Joshua tampak senang. Guru di depan mulai menginstruksikan untuk yang memiliki kelompok sama berkumpul.

Joshua dan Ravin memutuskan mendekati sekelompok manusia yang sebelumnya berteriak "Kelompok 4 ke sini!" Sedangkan Haniev dan Alan berbeda kelompok dengan mereka.

"Kelompok 4 'kan?" Sekumpulan manusia itu mengangguk.

Disana terdapat 4 perempuan dan dua orang pemuda. Ditambah diri nya dan Ravin,maka kelompok itu menjadi 8 orang. Salah satu dari ke empat perempuan itu mengenalkan diri.

"Nama ku Azzhra Grizelle. Kalian?" Netra biru perempuan itu tampak berbinar ketika melihat ke arah Joshua. Entah ada apa di dirinya. Tapi Joshua merasa sesuatu juga ketika berdekatan dengan perempuan itu.

"Zyvania Elvarette. Dia Chrisel Arcylla. Kalian?" Ujar perempuan berambut pendek bergaya wolf cut yang ikut memperkenalkan teman di sebelahnya yang berambut hitam se dada yang tampaknya sedari tadi sibuk pada ponselnya.

"Aku Pearly Dellyna Arie,panggil Arly aja." Ujar seorang siswi yang terlihat bersama dengan Azzhra dari awal.

"Liam." Ujaran pendek itu didapat dari pemuda yang tampak suram di sebelah Azzhra. Ia seperti mengucilkan dirinya sendiri.

"Aryan Ryker. Aryan juga boleh." Pemuda di sebelah Liam tampak ambisius dengan kacamatanya.

"Hai! Kelompok 4 kan? Kenalin aku Oliver Zachary Carther. Oliver." Seorang pemuda tiba tiba datang,sepertinya itu anggota terakhir. Dan setelah dirinya, kelompok 4 akhirnya lengkap.

"Aku Joshua Niely Kane. Dia Ravindra Mazveill. Kita disuruh membuat apa?" Semua orang di sana menggeleng kecuali pemuda bernama Liam itu.

"Belum tahu. Mr. Zack belum menjelaskan." Jawaban itu berasal dari lidah pemuda bernama Aryan itu.

[Note: Zyvania Elvarette dipanggil Elvar
Chrisel Arcylla dipanggil Arcy.]

Yang lain mengangguk sementara mendengar jawaban Aryan. Semua berfokus pada hal yang akan disampaikan oleh guru di dekat papan tulis.

"Jadi,seperti yang saya bahas minggu lalu,terdapat 4 komponen utama dari sebuah unit komputer. Yaitu, CPU,Monitor, Keyboard,dan Mouse. Itu pun secara fisiknya saja ya. Nah,di kali ini kita akan membuat tugas kelompok yaitu membuat benda benda yang saya sebutkan tadi dengan kardus. Ini adalah pembelajaran tahap awal jadi saya masih memberi materi tugas yang mudah. Dimohon pengertiannya." Penjelasan panjang guru itu dihadiahi kalimat,

"Baik,pak!" Oleh para siswa/I.

"Baik,mari saya bagikan tugasnya. Kelompok 1 membuat CPU,Kelompok 2 Mouse,Kelompok 3 Keyboard,dan kelompok 4 Monitor. Adakah yang kurang berkenan?" Semua menggeleng. Meski ada satu-dua diantaranya merasa malas dengan tugas dari guru itu.

"Karena kalian tentu tak bisa mengerjakannya sekarang,kalian bisa mendiskusikan nya terlebih dahulu tentang semua hal yang perlu didiskusikan. Tugasnya dikumpulkan minggu depan. Kalau begitu bapak bisa tinggal? Bapak masih ada urusan setelah ini."

"Bisa,pak!" Tentu semua berseru seperti itu. Siapa yang tidak mau jam kosong.












***

"Jangan lupa jam 8 malam di apartemen Liam!" Joshua mengangguk mendengar seruan Aryan untuknya. Mereka berpisah di luar pagar,karena masing masing sudah di jemput.

Aryan dijemput ayahnya,sedangkan Joshua dijemput abangnya.

"Niel!"

Akhirnya telefon itu tersambung. Joshua kangen suara itu. Mereka video call hampir tiap hari. Terkecuali ketika salah satu dari mereka sangat sibuk.

"Ale! Gimana kabar lo?"

"Baek. Lo nelfon malem bet. Di sono baru pulsek?"

"Iya jir,di sini baru pulsek gue,lah elu udah asik begadang."

"Hehe. Eh gue ada cerita tau! Ih nyebelin banget tu kakel pen gue tabok sumpah!" Queen tampak sedang mood. Dan Joshua tak mau menyia nyiakan kesempatan pdkt itu.

"Kenapa kenapa?"

"Jadi,kan,bla bla bla bla bla bla"

####

Dan seterusnya...

Selamat hari raya idul Fitri buat yang merayakan😁😁


Comment