02 : Washington City;he's the only one

Hari ini hari keberangkatan Joshua ke Washington DC. Queen dengan berat hati membiarkan sahabatnya pergi ke tempat nan jauh disana. Bagaimana pun,itu untuk kebaikan mereka juga.

"Huaaaaaa,disana jangan telat makan yaa, jangan main emel terusss,Inget mandi,Inget belajar, jangan lupain gua lohhh!!" Queen menghamburkan dirinya ke pelukan Joshua. Memeluk sahabat nya itu. Wajah Joshua kini sudah seperti udang rebus.

"Iya iya,gue ga mungkin lupain lo kok. Lo juga jangan lupa makan,jangan keseringan baca webtoon! Ntar suka lupa waktu deh! Jadi ga makan kan?!" Queen membalasnya dengan cengiran khasnya.

"Iya iya."

"Jangan lupain gue juga! Kali-kali maen kesono! Ayo ntar gue ajak keliling satu kota!" Mereka tertawa riang. Sebelum akhirnya berpisah karena pesawatnya sudah akan berangkat.






































































































































































































































-Kota Washington DC,Amerika Serikat.

"Nah,mulai sekarang kamu tinggal bersama abangmu ya. Di apartemen yang tahun lalu mami belikan untuk abang. Bang,jagain adeknya ya. Awasin jangan sampe dia lupa belajar. Mami ga bisa lama lama disini,mami masih banyak pesanan,papi juga masih banyak kerjaan,jadi papi sama mami ga bisa nginep. Mami sama papi pulang dulu ya!" Itulah salam perpisahan maminya yang super duper cerewet itu. Abangnya hanya bisa tersenyum,begitupun papinya. Sedangkan Joshua tetap dengan wajah datarnya.

Setelah itu,mereka memasuki pesawat yang hendak ditumpangi. Joshua dan abangnya pun pulang ke apartemen mereka.

"Lu di kamar sebelah kamar gue ya. Terus jangan pernah masuk-masuk ke kamar gue!" Ujar abangnya sembari mengemudi.

Abang nya bernama Navaniel Hycie Kane. Biasa dipanggil Avan. Avan berbeda jauh dengan Joshua. Joshua wajahnya dominan ibunya,sedangkan Avan dominan ayahnya. Avan tengah kuliah Manajemen,karena ia harus jadi penerus ayahnya itu.

"Ya. Emang ada apa sih di kamar lu sampe gue ga boleh masuk?!" Joshua tetap penasaran meskipun ia juga sebenarnya malas mencari tahu.

"Gak ada papa! Makanya lu jangan masuk masuk!" Joshua berdecih,lalu mengiyakan.























:v: QwQ-skip


"Hoaamm," Ini hari Sabtu. Dan sepertinya Joshua bangun agak terlalu awal hari ini.

"Jirlahhh,masih pagi banget anying." Joshua berani berkata begitu setelah melihat jam di ponselnya.

04.13 a.m

(Iyakan a.m?? Tkt kebalik gwehh)

"Mau mandi,mager,gue maen emel aja dulu."

Joshua pun maen emel hingga jam 6🗿

"Hoammm bosen deh. Ini lawannya pada cupu semua pa gimana,keknya gue menang mulu." Setelah bermain emel selama 2 jam,Joshua mulai bosan.

"Mana kayaknya disini sepi banget lagi anjrit,ini abang gue belum bangun apa gimana? Masa iya dia semales itu?" Joshua mengerutkan dahi.

Sedetik kemudian ia mengedikkan bahu. Ia memutuskan untuk melihat keluar,siapa tau ternyata abangnya itu sudah menyiapkan sarapan untuknya.

"Bang?"

Krik krik krik krik

Hening. Itulah kata yang cocok untuk mendeskripsikan tempat ini. Joshua mendesah dalam hatinya. Ia beranjak dan segera pergi keluar kamarnya.

Seluruh bulu di tubuhnya berdiri. Ia merinding dengan hawa dingin diluar kamarnya. Suasana sepi dan tenang menyeruak ke dalam otaknya.

"Huhh,jangankan disiapin sarapan,dia bangun aja belum:(" Joshua mengintip kamar kakaknya sedikit. Ya,perintah dibuat untuk dilanggar.

DUAR ENMEXX

Nada dering itu lagi. Kalian sudah pasti tahu itu asalnya dari handphone siapa.

Joshua sedikit panik,nada deringnya itu cukup bervolume besar. Ia kembali ke kamar dengan terburu buru,mengambil benda pipih yang terletak di atas nakas dan bersiap menjawab panggilan.

Nama 'Ale' dengan emot 🙊 tercantum disana. Tanpa ba-bi-bu Joshua langsung mengangkat telfonnya.

"Nah akhirnya diangkat juga." Terdengar gumaman dari seberang. Yang tak lain tak bukan yaitu Queen

"Kenapa nelfon jam segini? Gue masih tidur juga.." Joshua menjawab dengan nada baru bangun tidur yang ia buat buat.

"Alah boong! Lu kira gue ga tau?! Lu pasti bangun jam 4 kan terus maen emel ampe jam 6?! Yeuu,bukannya masak kek,atau lari pagi gitu,lu malah maen emel aja digedein!! Mau jadi apa gedenya hah!?" Waduh. Mulai ni ngomel ngomelnya.

Joshua cengar-cengir mendengar omelan Queen. Dia merasa senang,karena ternyata Queen selalu memperhatikan kebiasaan nya,ia juga mengomeli nya,tanda bahwa Queen khawatir padanya.

"Hehe,lu juga pasti kemaren malem begadang kan baca webtoon? Gausah munapik deh tsay,gue juga tau lu biasanya ngapain aja." Queen yang tadinya ngomel ngomel,langsung berhenti. Ia diam sejenak,lalu kembali mengomel lagi.

"Udah coba lu lari pagi ke taman kek,di sono kan udara nya bagus,masih pagi lagi jadi pasti seger. Gue mau ngasih makan anjing sama kucing gue dulu!" Begitulah pesan terakhir Queen.

Pip!

Telfon dimatikan setelahnya. Joshua terkekeh,memutuskan untuk menuruti Queen. Ia pergi ke walk in closet,berniat mengganti bajunya dengan yang lain.
























Skip~ QwQ












Setelah selesai berganti baju,ia pergi turun ke bawah,tentunya menggunakan lift. Kan Queen tadi tidak menyuruhnya turun menggunakan tangga,jadi tidak masalah bukan kalau ia turun menggunakan lift?

Ia berjalan jalan pelan dari wilayah apartemennya ke sekitar. Dan terlihat ada sebuah taman yang cukup dekat dan bagus di dekat apartemen nya,lantas ia memutuskan berjalan jalan saja disana.

"Huh,langitnya lagi cerah ya." Monolognya.

"Nah,ada kursi tuh,pegel juga daritadi jalan jalan bae. Duduk dulu ah." Joshua berlari kecil menuju bangku taman.

Ia mengeluarkan ponselnya dari saku,ingin menelfon Queen lagi.

"Permisi,boleh aku duduk disini?" Joshua menoleh.

Mendapati seorang pemuda tampan yang sekiranya umurnya tak jauh dengannya. Pemuda itu berbicara dengan bahasa Inggrisnya,lantas Joshua mengangguk. Toh ni bangku kan bukan punya dia.

"Kamu baru ya disini? Kayaknya aku baru lihat?" Pemuda itu bertanya dengan bahasa formal.

"Ahh,iya. Salam kenal ya,nama ku Joshua. Aku baru pindah dari Indonesia ke sini. Omong-omong tidak usah se formal itu denganku." Sebenarnya Joshua malas untuk berinteraksi dengan orang sekitar,tapi karena dia dulu yang mendekati nya,yasudahlah.

Pemuda tampak terkejut sedetik,kemudian langsung menetralkan raut wajahnya.

Aishh, suara nya pun cantik!'

"Hei??" Pemuda itu mendongak dari lamunannya. Melihat tampang cantik Joshua yang memiringkan kepalanya. Menatap pemuda itu dengan polos.

Wajah pemuda itu kian memerah. Ia menggeleng kecil,menghilangkan kemerahan pada wajahnya.

"Ah,nama ku Ravin. Senang berkenalan dengan mu!" Joshua mengangguk,kemudian kedua nya hening.

"Oh iya,kau kelas berapa? Keliatan nya kita seumuran."

"Ah,aku kelas 10 sekarang. Hari senin aku baru akan masuk sekolah. Apa kau juga sama?" Joshua mulai nyambung.

"Kebetulan sekali aku juga sama. Kau masuk sekolah mana?"

"Washington Waldorf School. Kau?"

"Kenapa semua nya sama?Kurasa kita jodoh deh Joshua." Joshua mengedikkan bahunya,jelas itu mungkin hanya kebetulan saja.

####

"Terimakasih atas waktunya Ravin,aku pulang dulu ya," Jam menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

Joshua memutuskan untuk pulang,karena sudah cukup lama ia berkeliling bersama Ravin disekitar komplek itu. Mereka sudah cukup dekat. Diketahui mereka juga ternyata se frekuensi, sama-sama suka bermain ml(mobile legend).

Mereka sudah bertukar id dan berencana akan mabar kapan kapan. Dan setelah berbincang cukup lama itu,Joshua merasa sedikit akrab dengannya.

Ceklek

"Darimana aja lu?" Suara itu yang pertama kali Joshua dengar ketika ia membuka pintu apartemen.

"Abis lari sekalian keliling sekitar." Jawab Joshua apa adanya.

"Ooh,sono mandi! Abistu cepetan kesini kita sarapan." Joshua mengangguk sebelum bergegas pergi ke kamar mandi.

---

"Akhirnya kelar juga lu mandi. Btw nanti jam 1 pacar gue mau dateng. Lu jangan sokab sama kasi tahu mami." Joshua membelalak. Pfttt! Ternyata curut cem abangnya bisa ada yang suka juga toh.

"Hmm"

"Oh ya nanti jam 10 gue keluar ada kelas,lu jaga rumah jangan kemana mana." Joshua hanya mengangguk.




....

a/n: Washington Waldorf School itu bnrn ada ya di Washington DC sana,saia cm minjem nama🙏🏼

*Pict from pin


R

avin Arrow


Comment