My mom is a hero too? (sequel my dad is a hero)

"Ini"


Renjun memberikan kertas yang berisikan karya tulis seorang Lee Jisung. Sepasang suami istri itu melirik satu sama lain sebelum sang istri memutuskan untuk membaca tulisan tangan anaknya yang terlihat berantakan.


Mark, sang suami memperhatikan baik baik wajah istrinya yang sedang menatap kertas berukuran a5. Rona merah mulai menghiasi pipi putih istrinya, Jaemin.


Puk


Jaemin menepuk dada suaminya dengan kertas yang berisikan karya tulis anak mereka, Jisung. Rona merah di pipi Jaemin bukan lah akibat gombalanya seperti biasa melainkan istrinya yang sedang menahan amarahnya.


"Kau lihat? ini akibatnya kalau kau tidak bisa mengontrol hormon berlebihmu" gerutu Jaemin dengan tatapan tajamnya.


Mark berusaha mengabaikan tatapan Jaemin. Mulai mengalihkan perhatiannya pada kertas yang mulai sedikit kusut, sebarnya kalimat yang Jisung tulis hanyalah kalimat polos khas anak kecil tapi tetap saja yang coba bocah itu jabarkan adalah saat dimana ia dan istrinya yang sedang melakukan hubungan intim.


"Aku kira aku sudah mengunci pintu"


"Nyatanya apa Lee?" Jaemin memutar matanya jengah.


Renjun menepuk dahinya. Dugaannya salah saat ia pikir membawa pasangan Lee ini ke ruangannya akan mendapat jalan tengah untuk membersihkan pikiran Lee Jisung yang sudah ternodai.


"Dengar ya, aku tidak peduli mau pintu kamar itu di kunci atau tidak yang jelas anak kalian sudah merekam itu dalam ingatannya dan parahnya dia mengira itu tindakan yang heroik"


"Lalu kau ingin kami melakukan apa?" Mark menyutujui ucapan Renjun, percuma mendebatkan hal yang sudah terjadi.


Berbeda dengan Jaemin yang masih memberikan tatapan sinis kearah Mark. Sepertinya dia lupa diri, karna jeritannya itu lah yang membuat Jisung melihat apa yang mereka lakukan.


"Berikan Jisung penjelasan" ujar Renjun sebelum terdengar suara bel. 



🐥


"Jisung senang di jemput mama sama papa?" tanya Jaemin pada bocah yang sedang duduk di pangkuannya.


Jisung, bocah kecil itu mengangguk dengan senyum lebarnya. Tentu saja ia senang, biasanya yang menjemput hanya sang ibu tapi kali ini ayahnya ikut. Jaemin ikut tersenyum, sebelum mencium pipi gembil anaknya.


"Tapi ada yang mau mama omongin tuh sama Jisung" Mark yang duduk di kursi pengemudi ikut bersuara. Sepertinya tidak begitu menyukai saat istrinya mencium anak mereka, Jaemin kan hanya milik Mark Lee.


Jaemin menghelakan nafas. Mengusap rambut halus sang anak, sepertinya ibu yang satu ini tidak tega memarahi putra kesayangannya meskipun nyatanya ia hanya memberikan penjelasan bukan memarahi tapi kan anak anak suka salah paham.


"Apa mama?" tanya Jisung menatap kedua manik hazel sang ibu.


"Mama dengar Jisung kemarin mendapat tugas menulis cerita ya?" 


"Iya... tapi nilai Jisung jelek ma" Jisung menundukan kepalanya, tidak mau menatap sang ibu.


Kalau bukan anaknya mungkin Mark akan mengatakan 'iyalah jelek yang kau tulis itu hal mesum, dasar bocah tukang intip' tapi nyatanya Mark masih ingat jika Jisung itu anaknya. Berbeda dengan Mark yang tengah menahan rasa dongkol, Jaemin malah tersenyum lembut menatap Jisung.


"Tau kenapa nilai Jisung  jelek?"


"Karna tulisan Jisung jelek?" Jisung menjawab asal, bocah itu sendiri merasa tidak ada yang salah dengan tulisannya.


"Bukan sayang, tulisanmu akan semakin bagus setiap kamu latihan. Tapi yang salah itu isi yang kau ceritakan"


Jisung mengerutkan dahinya, bocah itu tidak merasa ada yang salah karna dia menceritakan ayahnya.


"Tapi aku kan menceritakan papa"


Mark mengerang di dalam hati, merasa berdosa mendadak.


"Iya, tapi yang papa lakukan itu tidak baik sayang, itu bukan yang di lakukan super hero. Yang super hero lakukan itu menolong seseorang untuk yang membutuhkan" Jaemin mencoba menerangkan dengan kata kata sederhana yang ternyata terasa begitu rumit.


"Lalu yang papa lakukan apa?" Jisung menatap sang ibu dengan kepala yang di miringkan.


"Jisung akan mengerti kalau sudah besar" Mark menjawab dengan cepat bahkan mendahului Jaemin.


Jisung beralih menatap sang papa yang sedang menyentir.


"Tapi Jisung sudah besar papa"


"Belum tuh, buktinya belalai Jisung saja masih kecil"


"MARK LEE!!!"


🐥


Jisung terbangun di tengah malam. Ia merasa haus dan memutuskan untuk mengambil air di dapur namun saat melewati kamar orang tuanya terdapat suara aneh.


'OH GOD!!!..OH YEAH JAEMIN!!'


Jisung mengenali suara itu, itu suara ayahnya. Dengan berjalan mendekati kamar orang tuanya. Jisung melihat ayahnya yang duduk di tepi tempat tidur dengan ibunya yang duduk di antara kedua kaki ayahnya dan kepala yang bergerak maju mundur.


'SHHH..GOD!!..YOU ARE MY HERO...' 


Mata kecil Jisung membulat. Jadi Jisung salah karna mengira sang ayah hero tapi ternyata yang hero adalah ibunya?!


Pantas saja nilainya D. Besok dia akan mengatakan pada gurunya.



END

Comment