Lip balm


"Na Jaemin!"


Tidak ada jawaban.


"Jaemin!"


Masih tidak ada jawaban.


"Nana!


Dan masih tidak ada jawaban.


"Lee Jaemin!"


"Mark hyung hentikan! Aku sedang berkonsentrasi dan ingat margaku masih Na"


Mark sendiri yang baru saja mendapat teguran dari Jaemin hanya berdecak malas, tadi di panggil menggunakan Na Jaemin tidak jawab tapi di panggil Lee Jaemin baru marah.


"Nanti juga jadi Lee kok"


Kali ini Jaemin yang berdecak, bisa tidak sih kekasihnya itu berhenti mengganggu Jaemin paling tidak untuk saat ini saja.


"Mark hyung lebih baik kau kembali ke kelasmu"


"Kau tega mengusir kekasihmu?"


Jaemin mengerang melihat wajah Mark yang di buat semelas mungkin. Benar-benar tidak cocok tapi well cukup menggemaskan.


"Makanya jangan ganggu aku! Kau tau aku sedang berkonsentrasi"


"Konsentrasi apanya? Kau kan cuman menyalin tugas, sayang"


"Justru karna menyalin tugas aku harus berkonsentrasi karna aku harus merubah beberapa kata agar tidak sama"


Jaemin mengakhiri ucapannya dengan menghentakan kakinya kesal, kenapa sih Mark tidak memahami Jaemin. Melihat Jaemin yang sudah menghentakan kaki seperti itu membuat Mark mau tidak mau jadi ikut diam kan tidak Mark tidak mau ibu Negaranya marah-marah di pagi hari seperti ini.


Saat Mark sudah diam, Jaemin kembali menyalin tugas milik Haechan. Haechan sendiri kemana? Ngapelin si Yukhei di kelas Yukhei. Pasangan aneh memang, masa ukenya yang apelin seharusnya kan kayak Mark tuh yang ngapelin Jaemin di kelas Jaemin.


"Na, bibirmu tumben terlihat pecah-pecah"


Mark yang sedang memperhatikan wajah manis itu kini menatap lekat-lekat bibir milik kekasihnya. Biasanya itu bibir Jaemin lembab. Jaemin menyentuh bibirnya yang memang terasa kering.


"Ini pasti karna liptint milik Haechan"


Jaemin kembali melanjutkan acara menyalin tugas, sedangkan Mark tampak tidak terima karna Jaemin tampak cuek-cuek saja dengan bibir keringnya.


"Sudah coba pakai lip-"


Mark menghentikan ucapannya, mencoba mengingat ingat apa yang sering digunakan adik perempuannya, Herin.


"Lip?" Jaemin mengentikan kegiatan menyalinnya melihat Mark yang sedang mengingat-ingat sesuatu


"Lip balm!"


"Ih untuk apa? Aku kan laki-laki" Jaemin kembali menyalin tugasnya.


"Tapi cantik..."


Jaemin kembali mendiamkan Mark, lebih baik dia cepat menyalin tugas sebelum bel masuk berbunyi.


"Jaemin... Pakai lip balm ya? Aku tidak mau bibirmu kering. Biar aku tanya Haechan apa dia memiliki lip balm atau tidak"


Mark yang sudah berniat berdiri tertahan karna Jaemin menahan tangan milik Mark.


"Ish tidak perlu, aku hanya perlu mengulum bibirku. Seperti ini"


Mark kembali duduk, tampak terdiam saat melihat Jaemin yang sempat mengulum bibir di hadapanya terkesan er-


Sial, kenapa dia menjadi berpikir yang aneh aneh.


"Selesai!" Jaemin memekik senang tapi tidak berlangsung lama karna menyadari sesuatu yang mengganjal.


"Mark hyung kenapa?"


Tidak ada jawaban.


"Mark hyung sakit?"


Masih tidak ada jawaban.


"Mark hyung kat-"


'Chu..'


Jaemin memejamkan matanya, saat merasakan bendal kenyal milik Mark yang menyapa lembut bibir milik Jaemin.


Tidak, tidak ada lumatan atau apapun hanya menempelkan bibir saja. Jaemin sendiri masih memejamkan matanya dengan wajah yang sudah memerah di tambah jantungnya yang terasa berpacu lebih cepat dari biasanya.


"OH TIDAK MATA POLOSKU!!!"


"YUKHEI GE TOLONG AKU"


Mark menjauhkan bibirnya, mengerutkan dahinya melihat Haechan yang berlari pergi.


"Ada apa dengan temanmu na? aku kan hanya menjadi pegganti lip balm"

Comment