Eps. 21

Aku melihat appa sedang memeluk eomma di ruang keluarga. Aku bisa mendengar tangisan eomma. Tak sengaja pandangan ku mengarah ke jendela dan aku melihat seseorang baru saja keluar dari rumah dan masuk ke mobil.


" Appa. "


" Soo Jung. "


" Wae ? "


" A-ani. "


Langkah kaki ku melangkah mendekati mereka dan aku memperhatikan eomma yang tertunduk sambil mengusap air matanya.


" Apa yang sudah terjadi ? "


" Tidak ada apa-apa, Soo Jung. "


" Eomma, wae ? "


Dia tidak menjawab ku dan hanya tertunduk.


" Soo Jung, untuk beberapa hari ini, kami minta agar kau tidak bepergian dulu. "


" Wae ? "


" Hanya beberapa hari ini ke depan saja. "


Aku hanya terdiam dan melihat ke arah eomma. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi sampai appa meminta ku untuk berada di rumah dalam beberapa waktu ke depan.


Krystal POV End


Sudah dua hari berlalu, Jessica tidak mengizinkan Krystal untuk keluar dari rumah, Ia juga tidak pergi ke kantor bahkan tidak memiliki selera untuk makan. Jessica memikirkan ucapan ayahnya yang akan menjodohkan Krystal dengan orang lain. Jessica paham jika hal itu akan menyakitkan untuk Krystal, Ia mengerti saat ini Krystal sangat dekat dengan Taeyeon.


" Tae, maukah kau berjanji pada ku ? "


" Untuk ? "


" Untuk menjaga yeoja yang saat ini kau sayangi. "


" Tentu saja, Jessica. "


Seketika Jessica memejamkan matanya dan Ia masih berpikir bagaimana cara terbaik untuk mengakhiri semuanya. Jarum jam terus bergerak dan Jessica masih memikirkan cara untuk memisahkan Taeyeon dan Krystal.


" Aku tidak ingin bertemu dengan mu, Taeng. ", gumam Jessica.


Kerasnya niat Jessica untuk tidak lagi bertemu dengan Taeyeon seolah terguncangkan karena hal ini. Hati kecilnya terus berontak memintanya untuk menemui mantan suaminya itu.


drrt.. drrt ...


*New Message*


Appa : Bagaimana ? Krystal sudah mengetahui semuanya ?


Pesan singkat itu memaksa Jessica untuk lebih cepat mengambil keputusan. Ia beranjak dari kamarnya dan memutuskan untuk bertemu dengan mantan suaminya itu.


" Wae ? "


" Aku ingin bertemu dengan Taeyeon. "


" JINJJA ?! "


" Ne. "


" W-wae ? "


" Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi masalah ini. Aku lelah. "


" Sica, kau sudah memikirkan semuanya ? "


" Ne, Sunny. Aku tahu mungkin Taeyeon tidak akan menerima semuanya. "


" Bagaimana dengan Krystal ? "


" A-aku akan meminta Taeyeon untuk tidak mengatakan apapun pada Krystal. "


" Sica~ya . . . "


" Aku sedang dalam perjalanan menemuinya. "


" Kalian pasti bisa melewati ini semua. "


" Gomawo, Sunny. "


Jessica mengendarai mobilnya menuju rumah pribadi Taeyeon. Setibanya Jessica di depan rumah Taeyeon, penjaga rumah langsung menghampiri Jessica.


" Nona. ", ucap penjaga rumah.


" Annyeong, apakah Taeyeon ada ? ", tanya Jessica.


" Mianhae, tuan sedang berada di mansion nya. ", jawab penjaga rumah.


" Mansion ? ", tanya Jessica.


" Ne. ", jawab penjaga rumah.


Jessica terdiam karena Ia sama sekali tidak tahu jika Taeyeon memiliki mansion.


" Apakah kau tidak tahu mansion itu ? ", tanya penjaga rumah.


" A-ani. ", jawab Jessica.


" Sebentar, aku akan menuliskan alamatnya untuk mu. ", ucap penjaga rumah.


Jessica menunggu penjaga rumah itu sambil berpikir sejak kapan Taeyeon membeli mansion.


" Ini nona. ", penjaga rumah itu memberikan selembar kertas yang berisikan alamat mansion.


" Gomawo. ", jawab Jessica.


" Ne. Hati-hati nona. ", ucap penjaga rumah.


Jessica langsung berangkat menuju mansion pribadi Taeyeon. Selama di perjalanan, Jessica ditemani oleh pemandangan yang sangat indah dan Ia merasa sangat tenang ketika melihat pemandangan itu.


Beberapa jam kemudian, Jessica menghentikan laju mobilnya di depan gerbang sebuah mansion dan dua orang penjaga keamanan rumah itu langsung menghampiri mobil Jessica.


" Selamat siang, nona. ", ucap penjaga keamanan.


" Apakah Taeyeon ada di dalam ? ", tanya Jessica.


" Ada keperluan apa nona ? ", tanya penjaga keamanan lainnya.


" Aku ingin menemuinya. ", jawab Jessica.


" Baik, tunggu sebentar nona. ", ucap penjaga keamanan.


Penjaga keamanan membukakan gerbang mansion dan mempersilahkan Jessica masuk. Satu diantara mereka mengantar Jessica sampai ke dalam mansion. Ketika melangkahkan kaki ke dalam mansion, Jessica benar-benar dibuat terpanah dengan interior di dalam ruangan.


Jessica POV


Aku melihatnya sedang duduk di balkon menghadap ke luar. Aku meminta petugas keamanan untuk tidak memberitahu Taeyeon.


" Kau tidak pernah berubah. "


Satu kalimat ku itu mampu membuatnya memutar balikan badannya.


" Selalu menyukai suasana tenang dan sepi. "


" S-sica. "


" Sudah berapa lama kau bersembunyi disini ? "


" B-bagaimana ? "


Aku melangkahkan kaki ku mendekatinya dan Ia beranjak dari kursinya.


" Aku bahkan tidak pernah tahu kau memiliki mansion senyaman ini. "


" A-aku. "


" Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengan mu. "


" Mianhae, jika aku tidak memberitahu mu tentang mansion ini. Sebenarnya, mansion ini sudah ada sejak kita bersama. Aku membelinya sebagai hadiah lima tahun pernikahan kita."


" M-mwo ? "


" Aku ingin menghabiskan banyak waktu bersama mu dan Soo Jung di mansion ini. Aku memilih tempat ini karena aku yakin kau akan merasa nyaman dengan pemandangan di sekitar sini. "


Taeng . . .


" Mianhae jika aku tidak memiliki waktu yang cukup untuk memberikan mansion ini untuk mu. "


" Taeng . .. "


" Ikutlah sebentar bersama ku. "


Kakinya melangkah dan membawa ku ke satu ruangan yang berada di lantai atas. Ia membuka pintu ruangan itu dan betapa terkejutnya diri ku saat melihat beberapa lukisan foto keluarga kami. Ia juga meletakan beberapa patung yang dapat digunakan sebagai model bisnis pakaian ku.


" Ini adalah solusi dari permintaan ku agar kau tidak bekerja. "


Entah apa yang aku rasakan, aku benar-benar terkejut dan ingin menangis saat ini.


" Aku tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke ruangan ini. Karena aku ingin kau lah yang pertama yang masuk ke dalam ruangan ini. Bahkan setelah kita berpisah, aku masih menunggu sampai waktu yang menjawab kapan kau akan masuk ke ruangan ini. "


Wae ?


" Jessica, mianhae. Jika lima belas tahun lalu, aku tidak pernah sedikit pun membuat mu bahagia. "


Hati ku benar-benar tidak bisa lagi berhenti memanggil namanya. Bahkan aku ingin memeluknya saat ini. Aku tidak bisa lagi mengelak jika hati kecil ku saat ini seolah kembali meminta ku untuk mencintainya.


" Mianhae, aku tidak bermaksud untuk membawa mu kembali mengingat masa menyakitkan itu. "


Mianhae, Tae . . .

Comment