Aku yang Bermimpi

Aku, seorang gadis kecil yang terlahir dalam sebuah keluarga sederhana yang memiliki silsilah yang sangat unik. Aku anak tunggal, tapi aku adalah anak terakhir dari ayahku dan anak terakhir dari ibuku. Aneh memang, aku tunggal tanpa saudara, namun aku bisa menjadi anak terakhir dari ibu dan anak terakhir dari ayahku. Meski aku berbeda dan memang dibedakan dari lainnya, tapi keteguhan hatiku pada sang Pencipta berhasil mengurungkan niatanku untuk mengakhiri hidupku sebab tak kuat menahan pahit dan sakitnya hati. Beruntung pula aku yang notabenenya tidak mendapat cinta yang mesra dari ayah, aku tidak pernah memutuskan mengambil jalan mendapat cinta mesra dari seorang laki-laki yang bukan hakku, yang dalam bahasa modern kita sebut pacaran. Sungguh hadiah terbesar yang aku harapkan adalah sebuah petuah manis dari sang ayah yang memberi pengajaran tulus dan berharga pada anak-anaknya. Walau dalam ketimpangan yang demikian, aku tak pernah menghentikan mimpi meski tak sedikit yang tertebas karena keterbatasan yang memang tak mungkin bisa kupaksakan untuk melalui tanpanya. Berbekal keyakinan bahwa kehidupanku sudah dijamin oleh-Nya, aku tak pernah berkeinginan lagi untuk mengakhiri hidup walaupun dalam suasana hati yang tidak lepas dari kesedihan dan air mata yang menganak sungai.